Asam cuka atau asam asetat (acetic
acid) adalah senyawa kimia organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam
dan aroma dalam makanan, selain dapat berfungsi juga sebagai pengawet bahan
makanan. Asam cuka encer merupakan golongan asam lemah yang paling aman bagi
tubuh. Selain dalam makanan, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak
air dalam rumah tangga.
Selain digunakan dalam industri makanan
dan rumah tangga, asam asetat juga digunakan dalam industri produksi polimer
dan berbagai macam serat dan kain, dan industri obat-obatan. Asam asetat yang
digunakan dalam industri makanan haruslah asam cuka makan. Asam asetat encer,
seperti pada cuka, tidak berbahaya. Namun konsumsi asam asetat yang lebih pekat
berbahaya bagi manusia maupun hewan. Hal itu dapat menyebabkan kerusakan pada
sistem pencernaan, dan perubahan yang mematikan pada keasaman darah.
Cuka
adalah salah satu penyedap rasa. Bila anda penyuka makanan kaldu maka tidak
akan lengkap rasanya bila tidak ada cuka dalam komposisi masakan, apalagi kalau
makan bakso… wah cuka itu membuat rasa beda. Sebenarnya apa sih cuka itu?
Terbuat dari apa aja cuka itu?
Setelah
cari-cari mengenai ‘biodata’cuka akhirnya dapatlah sedikit info mengenai cuka.
Komposisi utama cuka terdiri dari asam asetat atau lebih dikenal asam cuka
(acetic acid), juga mengandung asam amino (amino acid), asam organik (organic
acid), zat gula (saccharides), vitamin B1 dan B2. Cuka memiliki beberapa
fungsi, antara lain: membasmi kuman, menghilangkan racun dan bau amis. Ketika
membuat ikan asinan, tambah sedikit cuka akan hindarkan remuk dan busuk. Dalam
pengolahan hidangan seafood mentah seperti oyster dan kepiting laut,
menggunakan cuka akan mampu membasmi kuman dan hilangkan rasa amis dalam 10
menit. Fungsi lainnya:
1. Cuka juga dapat melarutkan gizi, misalnya kalsium dan
zat besi dalam garam anorganik (inorganic salt), juga dapat melindungi vitamin
C rusak lebih banyak dalam suhu tinggi ketika memasak sayur. Ketika memasak
tulang rusuk asam manis, kuah tulang, ikan sepat, sayur mustard (leaf mustard)
asam manis, sawi asam pedas menggunakan cuka akan memberikan citra rasa asam
yang khas, di samping itu, kalsium dan zat besi sudah berlarut di dalamnya,
sehingga mudah terserap dalam pencernaan. Sebelum memasak daging sapi,
campurkan sedikit cuka akan membuat daging sapi lebih gurih, cuka dapat
menghilangkan bau amis daging kambing.
2. Cuka berfungsi dalam menjaga kesehatan dan terapi
makanan. Cuka berkhasiat untuk penurunan tensi darah dan mencegah pengapuran
pembuluh darah (arteriosclerosis), penyakit koroner (coronary disease) dan
tekanan darah terlalu tinggi (hypertension).
3. Membasmi virus atau kuman dalam kamar tidur dengan uap
cuka, dapat mencegah terjadinya influenza dan penyakit menular lainnya.
4.
Minum sedikit cuka bila mabuk berat akan lebih cepat
bebas dari mabukan.
5. Setelah konsumsi makanan berlemak terlalu banyak,
buatlah kuah bercuka akan cepat menghilangkan lemak dan mempermudah pencernaan.
6. Cuka bukan hanya sebagai bumbu masak, juga membantu
anda mengatasi berbagai masalah dalam rumah. Yang paling penting, karena cuka
(beras) bersifat alamiah, tidak akan membawa bahaya bagi kesehatan manusia
maupun lingkungan.
Untuk rumah tangga:
a. Dapat membuat kran estafet atau perkakas stainless
lainnya tetap kilat. Caranya: cairkan satu sendok garam dalam dua sendok cuka,
gosok permukaan benda itu dan dibilas dengan air bersih.
b.
Rendamkan pakaian di dalam cairan campuran air bersih
dan cuka dalam takaran sama, akan membuat pakaian lebih bersih jernih.
c. Campuran cuka dengan air dalam takaran sama dapat
menghilangkan bercak putih perkapuran di atas keramik dalam toilet.
d.
Masukkan satu sendok gula pasir, satu sendok cuka dan
satu liter air dalam vas bunga, membuat bunga lebih lama awetnya.
e. Campurkan satu sendok cuka dalam cairan pembersih dan
satu liter air bersih dapat menghilangkan kotoran (bukan lemak) yang lengket di
permukaan permadani. Membasahi dan digosok dengan sikat, kemudian dilap dengan
kain basah, setelah jemur permadani, hilangkan debu dengan vacuum cleaner.
f.
Campurkan cuka dan air dengan perbandingan 1:3, dapat
menghilangkan bercak kotor di lemari es dan bau tidak sedap.
Untuk kegiatan
sehari-hari:
i.
Berkeringatan dalam cuaca panas membuat pakaian berbau
keringat yang tidak mudah dihilangkan. Bila mencuci pakaian itu meneteskan
beberapa tetes cuka (sari cuka lebih bagus), lalu cuci dan bilas dua kali, bau
keringat akan hilang semua.
ii. Mudah mabuk kendaraan dalam bepergian, kalau minum air
campuran cuka dalam kader tidak terlalu asam, akan menyegarkan dan
menghilangkan mabuk kendaraan.
iii. Susah tidur? Cairkan dan aduk satu sendok cuka dalam
air matang setelah dingin, setelah minum akan cepat tidur, bila tambah madu
dengan takaran sama, hasilnya lebih memuaskan.
iv. Bila ada orang pingsan, tutup hidung orang pingsan
tersebut sebentar dengan sapu tangan yang sudah celup cuka, agar cepat siuman.
Alat-alat
makan, tea set atau wine set buatan bahan porselen yang baru dibeli, seharusnya
dimasak 2-3 jam dalam air campiran cuka 10%, agar menghilangkan zat tiny
alumunium yang terkandung barang-barang porselen baru itu, agar menghindarkan
peracunan zat tiny alumunium yang dapat merusak tubuh kita. Ketika memasak
kepiting, ubur-ubur dan seafood lainnya, rendamkan dulu dalam air campuran cuka
1% agar mencegah kemungkinan keracunan makanan yang terimbul oleh kuman
halococci.
Masakan kacang tanah
atau dengan cuka berkhasiat menurunkan kader lemak darah dan tekanan darah,
merupakan makanan ideal bagi orang yang kader lemak dalam darah terlalu tinggi
(Hyperlipidemia), gemuk, tekanan darah terlalu tinggi (hypertension), koroner
(coronary disease).
Bagi peminum arak
yang sudah mulai mabuk, minum 100-200 ml cairan cuka berkader 50%, sangat
membantu untuk menghilangkan mabuk karena alkohol berkelebihan dan menjaga
kesehatan hati dan ginjal. Alat-alat makan setelah dipakai, bila dimasak
dengan air campuran cuka 1% sampai mendidih, selain steril juga dapat mencegah
terjangkitnya virus hepatitis (viral hepatitis), diare dan penyakit menular
lainnya. Ternyata banyak juga manfaat cuka buat hidup kita.
Pengertian Analisa Kuantitatif
Analisa
Kuantitatif adalah analisa yang berkaitan dengan berapa banyak suatu zat
tertentu yang terkandung dalam suatu sample. Zat yang ditetapkan tersebut yang
sering kali dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun entah sebagian
kecil atau besar sample yang dianalisis (Underwood, 1999).
Analisis kuantitatif adalah analisis kimia
yang khusus mempelajari atau menyelidiki jumlah atom, ion, atau molekul
penyusun suatu persenyawaan. Biasanya analisis kuantitatif sering disebut juga
analisis jumlah (Zulkarnaen, 1991).
Analisa
kuantitatif merupakan pemisahan suatu materi menjadi partikel-partikel.
Fungsinya yaitu untuk menetapkan berapa banyak unsur atau zat yang ada dalam
senyawa campuran. Jika zat yang dianalisa tersebu tmenyusun lebih dari sekitar
1% dari sampel maka analisis ini dianggap konstituen utama zat itu. Hal itu
dapat dikatakan konstituen minor suatu zat jumlah berkisar 0,01% sampai 1% dari
sampel terakhir, serta apabila dikatakan konstituen trace jika suatu zat ada
yang kurang dari 0,01% (Irfan, 2000 ).
Titrasi
Titrasi asam – basa adalah titrasi dimana
reaksi antara titrat dan titrannya merupakan reaksi asam – basa. Alkalimetri
adalah penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa yang bersifat asam
dengan menggunakan standar senyawa basa.
Reaksi antara senyawa asam dan basa pada
dasarnya adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara donor proton (asam)
dengan resipien/aseptor proton (basa). Jika asam dan salah satu lemah maka garam
akan terhidrolisa dan larutan sedikit asam/basa.
Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode
kimia analisa kuantitatif yang didasarkan pada prinsip titrasi asam-basa.
Asidi-alkalimetri berfungsi untuk menentukan kadar asam-basa dalam suatu
larutan secara analisa volumetri. Titik akhir dari titrasi ini mudah dilihat
dengan penambahan indikator yang sesuai. Percobaan ini dilakukan untuk
menentukan kadar asam Cuka (CH3COOH) dengan titrasi Asidi-Alkalimetri. Sampai
pH asam cuka berubah menjadi larutan basa, untuk ditentukan kadarnya.
Salah satu dari empat golongan utama dalam
penggolongan analisis titrimetri adalah reaksi penetralan atau asidimetri dan
alkalimetri. Asidi dan alkalimetri ini melibatkan titrasi basa yang terbentuk
karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah (basa bebas) dengan suatu
asam standar (asidimetri), dan titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis
garam yang berasal dari basa lemah (asam bebas) dengan suatu basa standar
(alkalimetri). Bersenyawanya ion hidrogen dan ion hidroksida untuk membentuk
air merupakan akibat reaksi-reaksi tersebut (Basset, J, 1994)
Larutan Standar
Larutan yang mengandung reagensia dengan
bobot yang diketahui dalam suatu volume tertentu dalam suatu larutan disebut
larutan standar. Sedangkan larutan standar primer adalah suatu larutan yang
konsentrasinya dapat langsung ditentukan dari berat bahan sangat murni yang
dilarutkan dan volume yang terjadi. Suatu zat standar primer harus memenuhi
syarat seperti dibawah ini:
1.
Zat harus mudah
diperoleh, mudah dimurnikan, mudah dikeringkan (sebaiknya pada suhu 110-120oC).
2.
Zat harus
mempunyai ekuivalen yang tinggi, sehingga sesatan penimbangan dapat diabaikan.
3.
Zat harus mudah
larut pada kondisi-kondisi dalam mana ia digunakan.
4.
Zat harus dapat
diuji terhadap zat-zat pengotor dengan uji-uji kualitatif atau uji-uji lain
yang kepekaannya diketahui (jumlah total zat-zat pengotor, umumnya tak boleh
melebihi 0,01-0,02 %).
5.
Reaksi dengan
larutan standar itu harus stoikiometrik dan praktis sekejap. Sesatan titrasi
harus dapat diabaikan, atau mudah ditetapkan dengan cermat dengan eksperimen.
6.
Zat harus tak
berubah dalam udara selama penimbangan, kondisi-kondisi ini mengisyaratkan
bahwa zat tak boleh higroskopik, tak pula dioksidasi oleh udara, atau dipengaruhi
oleh karbondioksida.Standar ini harus dijaga agar komposisinya tak berubah
selama penyimpanan.
Pengaruh
larutan standar pada titrasi
Natrium karbonat Na2CO3,
kalium hydrogen iodat KH(IO3)2, asam klorida bertitik didih konstan merupakan
zat-zat yang biasa digunakan sebagai standar primer. Sedangkan standar sekunder
adalah suatu zat yang dapat digunakan untuk standarisasi yang kandungan zat
aktifnya telah ditemukan dengan perbandingan terhadap suatu standar primer
(Basset, J, 1994).
Proses penambahan larutan
standar sampai reaksi tepat lengkap, disebut titrasi. Titik (saat) mana reaksi
itu tepat lengkap, disebut titik ekuivalen (setara) atau titik akhir teoritis.
Lengkapnya titrasi, lazimnya harus terdeteksi oleh suatu perubahan,yang tak
dapat di salah lihat oleh mata, yang dihasilkan oleh larutan standar (biasanya
ditambahkan dari dalam sebuah buret) itu sendiri, atau lebih lazim lagi, oleh
penambahan suatu reagensia pembantu yang dikenal sebagai indikator (Basset, J,
1994).
Indikator Dalam
proses titrasi
Selama proses titrasi asam – basa, pH larutan
terus menerus berubah dengan aturan yang khas. pH tersebut akan berubah secara
drastis pada saat volume titran mendekati titik ekivalen.
Karakteristik dari kurva ini sangat penting,
karena menentukan pemilihan indicator yang sesuai (paling mendekati titik
ekivalen) untuk meminimalkan kesalahan titrasi. Indicator adalah zat yang
berubah warnanya atau membentuk fluorescent pada suatu trayek pH tertentu.
Perubahan ini terjadi karena karena adanya perubahan struktrur dari indicator
tersebut.
Pada titrasi alkalimetri, terlihat bahwa pH
naik perlahan terhadap penambahan NaOH. Pada saat mendekati titik ekivalen, pH
menaik secara drastis. Berdasarkan hal tersebut, maka indikator yang sesuai
adalah phenol phtalein yang bekerja pada trayek pH 8,3 -10. Phenol phtalein
merupakan bentuk asam lemah yang lain. Asam lemah tidak berwarna dan ion-nya
berwarna merah muda terang. Penambahan ion hidrogen berlebih menggeser posisi
kesetimbangan ke arah kiri, dan mengubah indikator menjadi tak berwarna.
Penambahan ion hidroksida menghilangkan ion hidrogen dari kesetimbangan yang
mengarah ke kanan untuk menggantikannya - mengubah indikator menjadi ungu.
Selain dengan menggunakan indikator, titik ekivalen dapat dicari dengan bantuan
pH meter.
Kurva titrasi
diperoleh dengan memplotkan data jumlah titran yang ditambahkan versus pH
larutan. Titik ekivalen jelas terlihat dengan menggunakan perhitungan turunan
kedua, dimana titik ekivalen merupakan perpotongan antara garis mendatar (volume
titran).
Sumber
Pustaka: